Ulat Menjadi Kupu-kupu
Oleh Deborah Heiligman
Ilustrasi oleh Bari Weissman
Suatu hari guru kami membawa ulat yang diletakkan di toples ke sekolah. Ulat itu sedang makan daun hijau. Ulat kecil itu akan berubah menjadi kupu-kupu. Ulat biasanya berubah menjadi kupu-kupu di luar ruangan. Tapi kami menonton ulat berubah menjadi kupu-kupu di kelas kami.
Guru kami berkata bahwa ulat kami berasal dari telur yang sangat kecil. Ibu kupu-kupu bertelur di daun. Ibu kupu-kupu memilih daun tanaman yang akan dimakan ulat. Ketika ulat menetas dari telurnya, dia akan lapar. Dia akan memakan cangkang telurnya! Lalu dia langsung mulai makan daun hijau.
Tugas ulat adalah makan dan makan, supaya dia bisa tumbuh. Setiap hari dia akan semakin besar. Ulat makan dan tumbuh selama 12 hari.
Kulit kita tumbuh bersama dengan pertumbuhan badan kita. Tapi kulit ulat tidak tumbuh. Ketika badan ulat terlalu besar untuk kulitnya, kulit itu akan robek.
Ulat akan merangkak keluar dari kulitnya sendiri. Dia memiliki kulit baru di bawahnya. Ini disebut pelepasan. Ulat kami melepaskan kulitnya sebanyak empat kali. Setelah beberapa lama, ulat kami selesai tumbuh. Dia hampir sebesar jari kelingkingku.
Lalu ulat kami membuat rumah khusus. Pertama-tama itu terbuat dari kancing sutra. Ulat menggunakan kancing ini untuk menggantung terbalik di sebuah ranting.
Lalu dia akan melepaskan kulitnya untuk terakhir kali. Alih-alih kulit baru, kali ini ulat membentuk kepompong dengan cangkang yang keras. Kami menonton kepompong dalam waktu yang lama.
Setiap hari cangkang terlihat sama. Tapi di dalam cangkang terjadi perubahan.
Kami menunggu dan menunggu. Lalu, suatu hari, seseorang berteriak, “Lihat!” Cangkangnya retak. Itu kupu-kupu! Kupu-kupu kami lembab dan kusut. Dia bergantung di cangkangnya sembari mengepakkan sayapnya. Ini untuk memompa darah ke sayapnya. Sayapnya telah terjulur dan kering. Sebentar lagi kupu-kupu kami siap untuk terbang.
Kupu-kupu kami tidak dapat tinggal di toples. Dia harus di luar bersama bunga, rumput, dan pohon. Kami melihat kupu-kupu kami mendarat di atas bunga. Dia menghisap madu bunga melalui tabung panjang melingkar. Mungkin dia adalah kupu-kupu betina. Mungkin suatu hari dia akan bertelur di daun.
Diterjemahkan oleh Arum Apriliyana