Pendahuluan

Kompetensi

Latihan

Tes

 

Aspek Kebahasaan

 

a. Penjedaan

Jeda adalah waktu penghentian sebentar dalam kalimat atau ujaran. Penjedaan dalam kalimat atau ujaran dilakukan dengan memberi batas-batas, yang terbagi atas penjedaan kata, frasa, klausa, dan kalimat.  Tanda jeda sangat dibutuhkan untuk menentukan pemenggalan kata. Makna kata dapat berarti lain, jika pemakaian tanda jeda tidak tepat.

Mari kita perhatikan beberapa contoh tanda jeda dan penggunaannya seperti berikut ini!
  • Tanda satu garis miring (/), tanda ini menyatakan berhenti sebentar , mewakili tanda baca koma ( ,).
  • Tanda dua garis miring (//), tanda ini menyatakan berhenti lebih lama, mewakili tanda baca titik (.).

Perhatikan contoh berikut !
  • Pemimpin upacara / menyiapkan  seluruh peserta upacara //
  • Bahwa  sesungguhnya / kemerdekaan itu / ialah hak segala bangsa / dan oleh sebab itu / maka  penjajahan di atas    dunia / harus dihapuskan/ karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan/ dan perikeadilan //

b. Intonasi

Intonasi berhubungan dengan tinggi rendahnya suara, keras lunaknya suara, dan cepat lambatnya pembacaan teks tersebut. Seseorang yang membaca dengan intonasi yang tepat akan mendapat  perhatian dari pendengarnya. Pendengar akan memperhatikan dengan saksama apa yang dibacakan. Intonasi lazim dinyatakan dengan angka (1,2,3,4). Angka 1 melambangkan titinada paling rendah, sedangkan angka 4 melambangkan titinada paling tinggi. Penggunaan intonasi menandakan suasana hati penuturnya. Dalam keadaan marah seseorang sering menyatakan sesuatu dengan intonasi menaik dan meninggi, sedangkan suasana sedih cenderung berintonasi menurun.
 
 
  

C. Lafal

Lafal adalah cara orang, sekelompok orang, atau masyarakat mengucapkan bunyi bahasa.  Bagi sebagian besar bangsa Indonesia, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa kedua. Bahasa pertama mereka adalah bahasa daerah masing-masing. Oleh karena itu, ada kemungkinan unsur-unsur kedaerahan akan muncul ketika sedang berbahasa Indonesia. Tidak menutup kemungkinan ketika sedang membaca teks perangkat upacara lafal tidak baku ini akan muncul.

Contoh : lafal fonem /e/ dan /é/

Ketuhanan  yang maha esa  
(dibaca ketuhanan  bukan dengan /é/ nyaring
(dibaca- esa bukan /é / nyaring seperti ember)

Pemuda Indonesia yang bertanggung jawab
(dibaca Indonesya bukan endonesia)


D. Tekanan

adalah gejala yang ditimbulkan akibat adanya pengkhususan dalam pelafalan sebuah suku kata atau kata. Adakalanya tekanan dalam mengucapkan suatu kata mendapat pengaruh dari bahasa daerah. Tetapi dalam pembelajaran kali ini tekanan yang dimaksud adalah kata yang dipentingkan

Contoh;
  1. takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  2. terhadap tanah air dan bangsa
Tekanan hanya menunjukkan kata atau frasa yang ditonjolkan atau dipentingkan agar mendapat pemahaman secara khusus bagi pendengar. Tekanan tertentu pada sebuah kata atau frasa menguatkan maksud pembicara. Biasanya tekanan didukung oleh ekspresi atau mimik wajah sebagai bagian dari ciri bahasa lisan.Kata yang mendapat tekanan biasanya ditulis dengan Cetak tebal atau garis bawah.