![]() |
![]() |
Kebudayaan Masyarakat Prasejarah Indonesia
Kebudayaan Megalithikum
Apakah Anda masih ingat kebudayaan Megalithikum?
Seperti yang pernah Anda pelajari pada modul sebelumnya bahwa megalithikum/kebudayaan batu besar sesungguhnya bukanlah mempunyai arti timbulnya kembali zaman batu sesudah zaman logam, tetapi kebudayaan megalithikum adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar yang muncul sejak zaman Neolithikum dan berkembang pesat pada zaman logam.
Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang yaitu :
Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis.
Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.
Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas, dibuktikan dengan adanya penemuan bangunan batu besar seperti kuburan batu pada zaman prasejarah, banyak ditemukan manik-manik, alat-alat perunggu dan besi. Hasil kebudayaan megalithikum biasanya tidak dikerjakan secara halus, tetapi hanya diratakan secara kasar dan terutama hanya untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan.
Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Anda lihat sampai sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut. Contohnya seperti suku Nias.
Mengenai contoh-contoh suku lainnya dapat Anda pelajari pada buku-buku yang relevan seperti buku yang berjudul Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karangan Prof. Dr. Koentjaraningrat. Buku tesebut dapat Anda pinjam dari perpustakaan umum atau perpustakaan sekolah bina Anda.
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang kebudayaan megalithikum, maka simaklah contoh-contoh dari hasil kebudayaan megalithikum yang akan disajikan pada uraian materi berikut ini.
1. |
Menhir Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir, maka simaklah gambar-gambar berikut ini.
Bagaimana kesan Anda setelah melihat bentuk-bentuk menhir melalui gambar 18? |
||
2. |
Punden Berundak-undak Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak dapat Anda amati gambar-gambar berikut ini.
Setelah Anda mengamati gambar 19, apa yang terlintas dalam pikiran Anda? Pernahkah Anda melihat bangunan yang bentuknya mirip punden berundak-undak.
Setelah Anda mengisi tabel di atas, untuk mengetahui kebenaran jawaban Anda, maka cocokkanlah jawan Anda dengan kunci jawabannya berikut ini. Persamaan antara Borobudur dengan Punden Berundak-undak adalah sama-sama sebagai bangunan suci karena berfungsi untuk tempat pemujaan. Adapun perbedaannya candi Borobudur merupakan bangunan suci umat Budha, dan bentuk bangunannya sempurna dan indah karena penuh dengan relief dan ragam hias. Sedangkan Punden Berundak-undak hanyalah bangunan biasa yang terbuat dari batu yang disusun bertingkat-tingkat tanpa relief ataupun ragam hias dan sebagai tempat memuja arwah nenek moyang yang sudah meninggal. Berdasarkan penjelasan persamaan dan perbedaan antara Punden Berundak-undak dengan candi Borobudur, apakah Anda sudah memahami uraian materi tentang Punden Berundak-undak? Kalau Anda sudah merasa paham dengan uraian materi tersebut, maka Anda dapat mempelajari hasil budaya megalithikum selanjutnya. |
||
3. |
Dolmen Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan/Jawa Barat, Bondowoso/Jawa Timur, Merawan, Jember/Jatim, Pasemah/Sumatera, dan Nusa Tenggara Timur.
Bagaimana menurut Anda tentang gambar 20? Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/tempat menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau makam Cina. Dari uraian materi di atas, apakah Anda sudah memahami tentang dolmen? Kalau Anda sudah paham bandingkan dengan hasil budaya Megalithikum berikut ini.
|
||
4. |
Sarkofagus Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam. Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang Sarkofagus, maka amatilah gambar 21 berikut ini.
Dari gambar 21, coba Anda amati dengan baik bentuk dari Sarkofagus, kemudian nanti Anda bandingkan dengan hasil megalithikum berikut ini, sehingga Anda dapat mencari perbedaan antara keduanya. |
||
5. |
Peti kubur Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya. Tetapi untuk dapat mencari perbedaan antara keduanya, silahkan Anda amati gambar 22 berikut ini.
Setelah Anda mengamati bentuk peti kubur pada gambar 22 maka tugas Anda adalah mencari perbedaaan antara bentuk peti kubur dengan sarkofagus! Tulislah jawaban Anda pada tabel berikut ini.
Jika Anda sudah mengisi tabel di atas, maka bacalah kembali uraian berikut ini agar Anda dapat mengetahui kebenaran jawaban Anda. Seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya, bahwa sarkofagus adalah keranda/peti mayat yang dibuat dari batu yang masih utuh dan batu utuh tersebut dibentuk seperti lesung yang ada tutupnya. Sedangkan peti kubur adalah peti mayat yang dibuat lempengan-lempengan batu/papan-papan batu disusun membentuk kotak batu yang disertai dengan tutupnya, Dari uraian di atas, apakah Anda memahami perbedaan antara keduanya? Kalau Anda sudah paham, maka pelajari kembali uraian materi budaya megalthikum berikutnya. |
||
6. |
Arca batu Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu. Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk mengetahui bentuk Arca batu gajah dapat Anda amati gambar 23 berikut ini.
Perhatikanlah gambar Arca Batu Gajah dari Pasemah tersebut, karena dari gambar tersebut terdapat gambar nekara kecil yang diikat di punggung. Dengan melihat gambar tersebut sebagai salah satu contoh peninggalan Megalithikum, maka tugas Anda memberikan kesimpulan hubungan antara Kebudayaan Megalithikum dengan Kebudayaan Perunggu seperti yang terlihat pada Arca Batu Gajah. Tulislah kesimpulan Anda pada titik-titik di bawah ini. Kesimpulan ini dibuat karena di Pasemah banyak ditemukan peninggalan budaya Megalith dan budaya perunggu, seperti patung/arca prajurit dengan topi logam/helm yang mengendarai kerbau atau gajah. Prajurit tersebut juga membawa nekara kecil pada panggungnya. Demikianlah uraian materi tentang contoh-contoh peninggalan megalithikum yang berkembang pada zaman prasejarah. Tabel 1.8 Ikhtisar Kebudayaan Megalithikum Dengan adanya ikhtisar/rangkuman tentang uraian materi seperti pada tabel 1.8, mudah-mudahan Anda semakin mudah memahami uraian materi tentang kebudayaan material masyarakat prasejarah Indonesia yang disajikan dalam modul ini. Demikian uraian materi kegiatan belajar 1 dari modul ini, semoga Anda mudah memahami materi kegiatan belajar ini dengan baik. |