Pendahuluan

Kompetensi

Latihan

Tes

 

Perkembangan kerajaan

 

PERKEMBANGAN KERAJAAN HINDU-BUDHA DIBERBAGAI WILAYAH DI INDONESIA

KERAJAAN KUTAI
Zaman sejarah di Indonesia dimulai dengan ditemukannya tulisan di daerah Kutai Kalimatan Timur diperkirakan letaknya disekitar aliran sungai Mahakam. Para ahli memperkirakan ini merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia dan menyebutnya Kerajaan Kutai sesuai dengan nama daerah penemuannya.
Melihat letaknya yang berada di jalur perdagangan India (di barat) dan Cina (di Timur), banyak pengaruh dari luar yang masuk ke kerajaan Kutai. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya benda-benda dari kedua wilayah tersebut. Barang-barang seperti keramik, arca dewa Trimurti, serta arca Ganesha, kemungkinan merupakan bagian dari perlengkapan upacara keagamaan selain untuk kehidupan sehari-hari.
Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri pada abad ke-5 Masehi, ini dibuktikan dengan ditemukannya 7 buah Yupa (prasasti berupa tiang batu) yang ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang berasal dari India yang sudah mengenal Hindu. Yupa mempunyai 3 fungsi utama, yaitu sebagai prasasti, tiang pengikat hewan untuk upacara korban keagamaan, dan lambang kebesaran raja. 
 Dari tulisan yang tertera pada yupa nama raja Kundungga diperkirakan merupakan nama asli Indonesia, namun penggantinya seperti Aswawarman, Mulawarman itu menunjukan nama yang diambil dari nama India dan upacara yang dilakukannya menujukan kegiatan upacara agama Hindu. Dari sanalah dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan Hindu telah masuk di Kerajaan Kutai.

KERAJAAN TARUMANEGARA
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua di pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri sekita abad ke-5. Keterangan tentang keberadaan negara Tarumanegara dapat diketahui dari prasasti yang ditemukan menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta serta sumber berita Cina. Prasati yang merupakan peninggalan Taruamanegara adalah : Prasasti Ciaruteun, Jambu, Kebon Kopi, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu, dan Cidangiang.
Raja Purnawarman adalah raja terkenal yang memerintah Tarumanegara selama 22 tahun. Ia dianggap penjelmaan Dewa Wisnu. Masyarakat Tarumanegara selain bercocok tanam sebagian juga hidup dari perdagangan, antara lain gading gajah, cula badak, dan kulit penyu.

KERAJAAN KALING
 Kerajaan Kaling terletak di Jawa Tengah. Berdasarkan berita Cina dketahui bahwa Kerajaan berdiri sekitar abad ke-6 M dan bercorak Budha. Kerajaan Kaling cukup kaya karena tanahnya subur, rakyatnya hidup makmur, tentram dan damai. Kegiatan ekonomi masyarakat diantaranya menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading.
 Sekitar tahun 664 datang pendeta dari Cina yang bernama Hwining dan sempat tinggal selama tiga tahun. Atas bantuan pendeta Janabadra dari Kaling, Hwining berhasil menterjemahkan kitab suci Tripitaka dari bahasa sansekerta kedalam bahasa Cina.
 Pada tahun 674 Masehi, kerajaan Kaling diperintah oleh seorang ratu yang bernama Sima. Pemerintahannya terkenal sangat keras dan berdasarkan kejujuran serta keadilan. Hal ini dibuktikan ketika putra mahkota menyentuh pundi-pundi emas di jalan yang bukan miliknya maka ia dijatuhi potong kaki. Ini berarti hukum yang diberlakukan berlaku untuk penduduk Kaling (letak kerajaan Kaling lihat peta kerajaan Tarumanegara).

KERAJAAN MATARAM KUNO
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah bagian selatan pada abad ke-8 dengan pusatnya di lembah Sungai Progo yang meliputi Dataran tinggi Magelang, Muntilan, Sleman,dan Yogyakarta. Daerahnya subur dan banyak air sehingga pertanian maju dan ekonominya berkembang. Mataram pernah diperintah oleh dua dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Sailendra. Pengetahuan mengenai kedua wangsa diperoleh dari prasasti Canggal 732 M dan prasasti Balitung.

  1. Dinasti Sanjaya
    Diantara raja-raja yang berkuasa dari Dinasti Sanjaya adalah Sanjaya, Rakai Panangkaran , Rakai Pikatan dan lain-lain. Raja Sanjaya menganut agama Hindu. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan agama Hindu-Budha berkembang dengan damai di Mataram. Peninggalan dari Dinasti ini antara lain berupa candi di komplek Dieng dan Gedung Songo.
  2. Dinasti Saelendra
    Raja-raja Dinasti Sailendra beragama Budha yang pernah memerintah antara lain Samaratungga,  Pramudhawardhani. Pada masa Pemerintahan Samaratungga dibangun candi Budha, yakni Borobudur pada abad ke 9, Mendut, dan Pawon. Samaratungga mempunyai dua putra, Pramudhawardhani dan Balaputradewa. Pramudhawardhani menikah dengan keturunan keluarga dinasti Sanjaya yaitu Rakai Pikatan. Terjadi perebutan kekuasaan antara Rakai Pikatan dan Balaputradewa, Pertikaian ini dimenangkan oleh Rakai Pikatan dan Balaputradewa lari ke Sumatra dan menjadi raja kerajaan Sriwijaya.
    Pada abad ke 10 pusat pemerintahan Mataram di Jawa Tengah berakhir dan muncul pemerintahan Mataram di Jawa Timur dengan rajanya yang pertama Mpu Sendok (abad ke 10). Raja lainnya yang berkuasa dan terkenal adalah Dharmawangsa Teguh (abad 10) dan Raja Airlangga (abad 11).

KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Budha terbesar terletak di Sumatra. Menurut para ahli pusat kerajaan Sriwijaya berada di Palembang dan diperkirakan berdiri sekitar abad ke-7. Sumber berita tentang adanya kerajaan Sriwijaya antara lain berasal dari :

  1. Berita dari Cina
    Pendeta I-Tsing tahun 671 Masehi menyatakan bahwa Ia pernah singgah di Sriwijaya dan belajar bahasa Sansekerta. Para pendeta Cina dianjurkan sebelum belajar agama Budha di kerajaan ini. Pada waktu itu di India mereka terlebih dahulu belajar di Sriwijaya .
  2. Prasati
    Prasasti yang ditemukan menceritakan tentang keberadaan kerajaan Sriwijaya antara lain, Prasasti Kedukan bukit, Talang Tuo, Karang Berahi, Telaga Batu.

 

KERAJAAN KEDIRI
Lahirnya kerajaan Kediri berkaitan dengan adanya pembagian kekuasaan di kerajaan Mataram yang berkedudukan di Jawa Timur. Tujuan Airlangga membagi Mataram menjadi dua yakni menghindari perang saudara akibat perebutan kekuasaan diantara anak-anaknya. Mpu Baradah membagi kerajaan Mataram menjadi dua yaitu Panjalu dengan ibu kota di Daha dan Janggala dengan ibukotanya di Kahuripan.
Raja Kediri yang terkenal antara lain Jayabaya, dan raja terakhirnya Kertajaya. Pada masa kejayaanya hadir pujangga kraton yang menciptakan kakawin antara lain Mpu Sedah dan Mpu Panuluh dengan gubahannya Bharatayudha, Hariwangsa, Gatotkacaswara.

Peta wilayah kerajaan Kediri

KERAJAAN SINGOSARI
Kerajaan Singosari adalah kerajaan bercorak Hindu. Pendiri kerajaan Singosari adalah Ken Arok tahun 1222. Ia dinobatkan oleh para Brahmana dengan gelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Ken Arok merupakan pendiri Dinasti Rajasa atau Girindra yang menurunkan para penguasa di kerajaan Singosari dan Majapahit. Sebelum menjadi raja Ken Arok memangku jabatan Akuwu (semacam bupati) Tumapel setelah menyingkirkan Tunggul Ametung.
Kerajaan Singosari merupakan kerajaan yang penuh dengan perebutan kekuasaan diantara keluarga raja antara lain dengan cara tipu muslihat, pemberontakan juga pembunuhan.
Kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Kertanegara (1268-1292). Kertanegara berusaha memperluas wilayah kekuasanya dengan menaklukan kerajaan-kerajaan di luar Jawa, antara lain pada tahun 1275 ia mengirim ekspedisi Pamalayu ke kerajaan Melayu dan berhasil menaklukannya.
Sebagai kerajaan yang mempunyai wilayah cukup luas Singosari mendapat ancaman, baik yang datang dari luar dan dalam Singosasr.i Dari luar, berasal dari kerajaan Mongol pada masa Kubilai Khan dan dari dalam berasal dari Jayakatwang yaitu seorang keturunan kerajaan Kediri. Ketika Kertanegara sedang dalam penyerbuan ke Melayu, Singosari memperkuat pasukanya Melayu,Singasari diserang Kubilai Khan, akibatnya Singasari dapat ditaklukan, kekuatan pasukan di Singosari sendiri lemah. Hal ini dimanfaatkan oleh Jayakatwang dengan membunuh Kertanegara dan para Brahmana yang sedang melakukan upacara. Raden Wijaya (menantu Kertanegara) berhasil melarikan diri dan kelak ia menyerang dan menghancurkan Jayakatwang dengan bantuan tentara Mongol yang sudah diperdayainya.

KERAJAAN MAJAPAHIT
 Setelah Raden Wijaya berhasil mengalahkan pasukan Mongol selanjutnya. Ia mendiami wilayah sekitar hutan Tarik yang berada disekitar sungai Brantas (Mojokerto) kemudian mengubah menjadi Majapahit atas bantuan Arya Wiraraja. Raden Wijaya (1293-1308) dinobatkan menjadi raja Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Ia menikahi keempat putri Kertanegara yaitu Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Prajnaparamita, dan Gayatri.
 Raden Wijaya memerintah dengan baik dan bijaksana. Pada awal pemerintahannya ia memberi imbalan kepada orang/panglima yang  membantunya dulu mendirikan Majapahit seperti Arya Wiraraja, Nambi, Lembu Sora, Ranggalawe dan Kebo Anabrang.
 Pengganti Raden Wijaya adalah Jayanegara (1309-1328). Pada masa pemerintahannya terjadi banyak pemberontakan, antara lain yang dilakukan Juru Demang (1313), Gajah Biru (1314), Nambi (1314), Semi (1318) dan Kuti (1319). Ketika terjadi pemberontakan Kuti, Jayanegara terdesaK dan mengungsi di Badander disana diselamatkan oleh pasukan pengawal raja (Bhayangkari) dibawah pimpinan Gajah Mada.
Atas jasanya, Gajah Mada diangkat menjadi Patih Kahuripan. Tahun 1328 Jayanegara dibunuh oleh Tanca tabib istana dan digantikan oleh Tribhuwanatunggadewi.
 Pada masa pemerintahn Tribhuwanatunggadewi terjadi beberapa kali pemberontakan antara lain yang dipimpin oleh Sadeng dan Keta.  Pemberontakan tersebut kembali dapat ditumpas oleh Gajah Mada sehingga dirinya diangkat menjadi Mahapatih atau Perdana Mentri. Pengganti Tribhuwanatunggadewi adalah putranya yaitu Hayam Wuruk. Pada masa pemerintahanya ia dibantu Gajah Mada,  Majapahit mencapai puncak kejayaanya. Wilayah kekuasaanya meluas keseluruh nusantara dan Asia Tenggara.
 Setelah Hayam Wuruk wafat tidak ada penggantinya yang cakap, akibatnya terjadi perang saudara (Perang Paregreg), yaitu perang antara Bhre Wirabumi dan Wikrama Wardhana. Beberapa faktor yang menjadi penyebab Majapahit runtuh selain perang saudara adalah banyaknya negara bawahan yang berusaha lepas dari Majapahit dan mulai mundurnya sektor perdagangan.