Adaptasi dan Seleksi Alam


Setiap makhluk hidup berkeinginan keberadaan jenisnya lestari, tidak punah dari muka bumi ini. Tuhan telah menganugrahkan kemampuan yang paling mendasar yaitu kemampuan berkembang biak, dengan kemampuan ini makhluk hidup dapat meneruskan keturunannya, atau mempertahankan kelangsungan hidup dan melestarikan jenisnya. Kelangsungan hidup dipengaruhi dua hal, yaitu: adaptasi makhluk hidup dan seleksi alam. Dari kedua tersebut, saling berkaitan mengenai kehidupan makhluk hidup terutama flora dan fauna

 

1. Adaptasi Makhluk Hidup

Adaptasi makhluk hidup adalah kemampuan setiap makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, agar tidak mengalami kepunahan. Adaptasi ada 3 jenis, yaitu :

 

a. Adaptasi Morfologi adalah adaptasi melalui perubahan bentuk organ tubuh bagian luar.

Contoh :

  • Bentuk kaki unggas berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Misalnya, kaki itik berselaput agar mudah dalam berenang.
  • Bentuk paruh unggas berbeda-beda sesuai dengan jenis makanannya. Misalnya, paruh burung elang kuat untuk mencabik mangsanya berupa daging.
  • Teratai memiliki daun yang lebar dan tipis.
  • Tumbuhan xerofit (hidup di gurun), seperti kaktus mempunyai resapan dalam tubuhnya untuk menyimpan air.
  • Tumbuhan hygrofit (lembab), seperti talas mempunyai daun yang lebar dan relatif tipis, karena berada di lingkungan lembab.
  • Unta mempunyai punuk di punggungnya untuk cadangan air. Penggunaanya, jika unta tersebut dalam keadaan haus, atau kurang air saat waktu di gurun yang panas, air yang tersimpan di punuknya akan otomatis membasahi seluruh tubuhnya.
  • Telinga gajah sangat lebar agar bisa mendengar jeritan gajah lain sepanjang 5 km.
  • Belalai gajah juga panjang untuk mempermudah dalam menghisap air.

 

Adaptasi morfologi pada paruh burung

Adaptasi morfologi pada bentuk mulut serangga

b. Adaptasi Fisiologi , yaitu penyesuaian fungsi organ tubuh

  • Rayap dan Teredonefalis yang hidup di galangan kapal, dapat mencerna kayu dengan bantuan enzim selulose yang terdapat di dalam tubuhnya.
  • Jumlah sel darah merah orang yang tinggal di daerah pegunungan lebih banyak daripada kandungan sel darah merah pada orang yang tinggal di dataran rendah.
  • Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya (fungsi akomodasi lensa).
  • Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu penyerbukan.
  • Pembuluh darah manusia akan mengkerut pada musim dingin, dan akan melebar pada musim panas.
  • Cacing tanah mengeluarkan zat kapur untuk menetralkan asam di kerongkongannya.
  • Ikan air laut beradaptasi terhadap lingkungan yang kadar garamnya tinggi dengan banyak minum, sedikit urine dan mengeluarkan garam secara aktif melalui insang
  • Ikan air tawar beradaptasi dengan lingkungan yang kadar garamnya rendah dengan sedikit minum, banyak mengeluarkan urine.

Untuk memahami adaptasi ikan air tawar dan ikan air laut silakan klik tombol play pada animasi berikut dan perhatikan

c. Adaptasi Tingkah Laku , adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku

Cecak memutuskan ekornya untuk mengelabui musuhnya. Peristiwa ini dikenal sebagai autotomi

Cecak melakukan autotomi

Paus dan lumba-lumba secara periodik muncul ke permukaan air laut untuk menghirup udara pernapasan

Lumba- lumba muncul ke permukaan air

Rayap memakan kembali kelupasan kulitnya untuk memperoleh flagellata yang mengandung enzim selulosa agar rayap mudah mencerna kayu.

Adaptasi tingkah laku pada rayap

Kerbau dan kuda nil berkubang di air saat udara panas. Hal ini untuk menghindari kerusakan pada kulit-nya yang sensitif tersebut.

Kerbau berkubang di hari yang panas.

Hewan kutub melakukan hibernasi (tidur panjang) untuk menghemat energi.

 

Beruang kutub melakukan hibernasi

 

2. Seleksi Alam

Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk memilih makhluk hidup yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang tidak dapat terus bertahan hidup. Makhluk hidup yang terus dapat bertahan hidup akan tetap hidup sedangkan makhluk hidup yang tidak dapat bertahan hidup akan mati. Selama kehidupan di bumi ini terus berlangsung, peristiwa alam juga akan terus berlangsung menyertai aktivitas kehidupan makhluk hidup. Peristiwa alam tersebut dapat berlangsung setiap saat dan setiap waktu tanpa adanya kesiapan dari makhluk hidup yang ada di alam ini. Peristiwa alam tersebut erat hubungannya dengan kelangsungan hidup makhluk hidup seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan bencana alam lain. Keadaan tersebut dapat di artikan bahwa alam telah melakukan seleksi terhadap mahluk hidup yang ada di dalamnya. Mahluk hidup yang mampu bertahan hidup akan dapat bertahan hidup, sedangkan mahluk hidup yang tidak bertahan hidup akan mati dan mengalami kepunahan. Seleksi alam erat kaitannya dengan jenis (spesies), macam (varian), rantai makanan, jaring-jaring makanan, perkembangbiakan secara kawin, genetika dan adaptasi. Proses perubahan karena seleksi alam tersebut berlangsung secara perlahan, sedikit demi sedikit, dan dalam jangka waktu yang relatif sangat lama (ratusan, ribuan bahkan jutaan tahun).

Contoh Seleksi Alam a. Kepunahan Dinosaurus akibat adanya seleksi alam. b. Jari kaki kuda semula lima buah untuk menyesuikan diri dengan tanah yang lunak sekarang berjari satu. c. kupu-kupu Biston betularia bersayap gelap lebih banyak dibandingkan yang bersayap cerah di daerah industri. d. Adanya variasi paruh burung Finch di kepulauan Galapagos. Contoh seleksi alam yang terkenal adalah seleksi alam yang terjadi pada jerapah dan kupu-kupu Biston betullaria

 

Seleksi alam pada jerapah

Menurut teori Darwin, dahulu terdapat dua jenis jerapah, yaitu jerapah berleher pendek dan jerapah berleher panjang. Jerapah berleher pendek tidak dapat menjangkau pepohonan yang tinggi untuk memakan daun, sehingga mengalamai kepunahan, hingga yang ada sampai saat ini adalah jerapah berleher panjang. Contoh seleksi alam yang juga terkenal adalah seleksi alam pada kupu-kupu Biston betullaria

Terdapat dua jenis Biston betullaria , yaitu yang bersayap cerah dan bersayap gelap, Sebelum revolusi industri, keadaan hutan dan pepohonan masih bersih, bebas dari jelaga asap pabrik, sehingga ketika kupu-kupu Biston betullaria bersayap gelap menempel pada pepohonan sangat jelas terlihat oleh burung predatornya, akhirnya banyak dimangsa, sehingga populasi kupu-kupu Biston betullaria bersayap gelap sebelum revolusi industri lebih sedikt dibandingkan kupu-kupu Biston betullaria bersayap cerah. Bagaiman keadaan setelah revolusi industri, tentu saja kamu pasti bisa menjelaskannya. Coba perhatikan gambar berikut !

 

Seleksi alam pada ngengat Biston betullaria