![]() |
![]() |
Sejarah Perumusan Pancasila
Semangat Komitmen Para Pendiri Bangsa
Semangat Komitmen Para Pendiri Bangsa
Rumusan sila I Pancasila yang ada di dalam naskah Piagam Jakarta berbeda dengan yang ada di dalam Pembukaan UUD 1945. Terjadi perubahan beberapa kata yaitu yang semula sila 1 berbunyi “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” seperti dalam bagan di bawah ini :
Sila I di dalam Naskah Piagam Jakarta, alinea 4 |
Sila I di dalam Naskah Pembukaan UUD 1945, alinea 4 |
Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya |
Ketuhanan Yang Maha Esa |
Hal ini dilakukan atas semangat komitmen para pendiri bangsa ini untuk selalu menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, karena memang tidak semua rakyat Indonesia memeluk agama Islam tetapi juga ada yang memeluk agama lain seperti agama kristen katolik, kristen protestan, Hindu, Budha, dan Konhucu. Para pendiri bangsa ini ketika itu lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara yang dilandasi semangat persatuan dan kesatuan untuk merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara RI.
Dalam kehidupan kita sekarang ini, semangat komitmen para pendiri negara tersebut
a. Sebagai siswa : bergaul dan berteman dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan agama,
suku bangsa, kelompok si kaya dan si miskin (tidak bersikap egois dan tertutup) karena semua siswa di sekolah adalah sama seperti tampak pada foto/gambar berikut ini :
b. Sebagai anggota masyarakat : tidak boleh memiliki fanatik agama atau suku yang berlebihan karena semua anggota masyarakat adalah sama sebagai warga negara Indonesia seperti tampak pada foto/gambar berikut ini