Pendahuluan

Kompetensi

Tes


Tim

 

Model Teks Fabel

 

 

Fabel adalah cerita yang mengisahkan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Cerita tersebut tidak nyata. Oleh karena itu, fabel termasuk dalam  cerita fiksi atau  cerita khayalan (fantasi). Terkadang fabel  memuat karakter manusia di dalam ceritanya.

 Karakteristik  cerita fabel sebagai berikut:


1. Menggunakan tokoh hewan dalam penceritaannya.
2. Hewan yang dijadikan  tokoh dapat bertingkah seperti manusia (berbicara, berfikir, dan lain-lain)
3. Menunjukkan penggambaran moral  atau unsur moral dan karakter manusia dan kritik tentang

    kehidupan di dalam ceritanya.


Unsur-unsur  pendukung  yang terdapat di dalam cerita fabel:

 

  1. Tema cerita
  2. Tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis.
  3. Karakter masing-masing tokoh
  4. Alur cerita
  5. Seting tempat, waktu, dan suasana
  6. Amanat yang disampaikan pengarang kepada pembaca.
  7. Pemodelan Teks

 

Berikut ini ditampilkan teks cerita fabel yang akan kamu pelajari. Untuk memahami
isinya bacalah teks berikut dengan teliti!
Cermati  teks  Cerita Fabel/ Moral

 

musang

Merpati, Ayam, dan Musang

Konon, di tepi desa yang damai dan sejuk ada sebuah air mancur yang amat indah, selain tempatnya memang asri, tempat itu juga gemah rimpah loh jinawi. Begitulah yang sering diceritakan para dalang dalam serial pewayangan.
Di tempat itu juga hidup sepasang merpati yang amat rukun dan masing-masing sedang membuat rumah. Keduanya amat rukun karena yakin bahwa setelah rumahnya jadi, akan segera di tempatinya dengan tenang.
Mereka senang dapat memperoleh tempat bermukim yang layak, aman, tentram dan damai serta kecukupan hidupnya. Mereka pun yakin bahwa nantinya akan hadir sepasang anak merpati yang sehat.
Oleh karena itu mereka berdua rajin membuat rumah. Kerja semakin di tingkatkan, menjadi kerja keras tak kenal lelah.  Andaikata hewan-hewan lain melihatnya, tentulah mereka iri terhadap sepasang merpati tadi. Begitu juga, mereka akan melihat alangkah indah pemandangan di sekitar rumah merpati.
Dari sekian jenis hewan yang iri melihat rumah sang merpati, sepasang ayamlah yang paling iri melihat keindahan rumah merpati. “Jago, aku ingin mempunyai rumah seindah rumah merpati itu. Marilah kita tempati saja rumah elok permai itu, kita rebut saja. Bukankah tubuhmu lebih kuat, paruhmu lebih kokoh dan kaki-kakimu mampu meremukkan tubuh merpati jantan, jikalau ia hendak memangsa.”


         Ayam jago pun terbujuk dan langsung menyambutnya dengan anggukan sombong sambil melagukan nyanyian panjang kukukuruyukkkk... kukukuruuyoouu...
Alkisah, kedua ayam itu pun segera menempati rumah sang merpati. Kedua ayam tentu saja lebih besar dan memporak-porandakan rumah sepasang merpati yang indah itu. Tidak hanya itu yang mereka lakukan. Sepasang ayam itu dengan rakus menghabiskan semua makanan yang terdapat di rumah itu.
Tatkala, suatu senja sepasang merpati tersebut kembali ke rumahnya. Mereka melihat sepasang ayam yang sedang memporak-porandakan rumah mereka. Alangkah terkejutnya mereka melihat kejadian itu.
Walaupun tubuh merpati lebih kecil, demi melihat kejadian tidak adil seperti itu, sang merpati jantan pun murka dan mengundang perkelahian. Perkelahian sengit pun terjadi. Kedua merpati melawan kedua ekor ayam tentunya akan kewalahan. Setelah lama mereka berkelahi, oleh merpati jantan mereka diajak menghadap hakim.
Mereka pun hendak menemui Pak Kancil. Belum lagi sempat bertemu dengan Pak Kancil, tiba-tiba datanglah seekor musang yang sebenarnya tidak mengetahui apa persoalannya. Dengan tenang musang pun berjalan mendekati kedua belah pihak, terutama sangat dekat dengan sepasang ayam, seolah-olah ingin membelanya. “Coba ayam ceritakan apa yang sebenarnya terjadi” tanya musang. “Mendekatlah agar merpati tidak mendengarnya” lanjutnya.
Tanpa pikir panjang, kedua ayam itu mendekat. Begitu sampai di dekat tubuh musang, keduanya lantas menjadi santapan musang yang dengan rakus lalu melumat tubuh keduanya itu. Merpati tersentak, sadar lalu terbang. Sambil terbang tak lupa ia berkata, “Terima kasih pak Musang, Jasamu tak terlupakan”

 

 

 

 

 

 

2. Mengenali  Struktur dan Kaidah Teks Cerita fabel/ Moral

 

Setelah membaca teks cerita fabel  berjudul " Merpati, Ayam, dan Musang", kamu  akan memahami

struktur  dan kaidah teks cerita fabel. 


            Struktur Teks  Cerita Fabel/ Moral

 


Setelah kamu mencermati struktur teks cerita fabel/ moral, bolehkah susunan struktur tersebut diletakkan secara acak? Tentu saja tidak boleh bukan?
Struktur dan kaidah teks cerita fabel/moral tersusun secara berurutan.  Tidak boleh diacak, misalnya resolusi diletakkan pada awal cerita.  Pengenalan tokoh hanya dilakukan pada bagian orientasi dan penyelesaian masalah hanya mungkin dituangkan pada bagian resolusi.Oleh karena itu, kamu harus memahami terlebih dahulu kaidah struktur teks cerita fabel dengan saksama.

 

orientasi

 

Setelah membaca teks cerita Merpati, Ayam, dan Musang, coba kamu cermati struktur dan kaidah teks fabel tersebut!

Content on this page requires a newer version of Adobe Flash Player.

Get Adobe Flash player

Content on this page requires a newer version of Adobe Flash Player.

Get Adobe Flash player

Content on this page requires a newer version of Adobe Flash Player.

Get Adobe Flash player

Content on this page requires a newer version of Adobe Flash Player.

Get Adobe Flash player