![]() |
![]() |
Menulis Kreatif Cerpen
Karakteristik Cerpen
2. Karakteristik Cerpen
Sebuah cerpen memiliki karakteristik yang membedakannya dengan karya lain. Karakteristik cerpen tersebut terbagi dalam dua unsur, yaitu unsur intrinsik (bagian dalam karya sastra) dan unsur ekstrinsik (bagian luar karya sastra). Berikut ini akan dibahas satu per satu.
A. Unsur intrinsik cerpen:
1. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam cerpen. Atau, dapat dikatakan bahwa tema adalah ide yang mendasari pengembangan sebuah cerita. Tema terbagi menjadi tiga: (1) estetis, yakni tema yang berisikan tentang keindahan, baik secara fisik, misalnya, keindahan sebuah tempat seperti di Puncak, maupun psikis, misalnya, keindahan sebuah persahabatan. (2) etis, yakni tema yang berkaitan dengan idealisasi yang ada di suatu masyarakat, misalnya, kepahlawanan, dan (3) religius, yakni tema-tema yang berhubungan dengan ketuhanan.
Contoh: percintaan, kepahlawanan, persahabatan.
2. Amanat
Amanat merupakan pesan yang hendak disampaikan pengarang dalam cerpennya. Umumnya seorang pengarang pasti menyampaikan amanat dalam karyanya. Oleh karena itu, amanat harus dicari oleh pembaca. Pembaca harus telliti agar dapat menangkap apa yang tersirat di balik sebuah cerpen. Selain itu, biasanya setiap pembaca dapat berbeda-beda dalam menangkap/menafsirkan amanat pada sebuah cerpen.
Contoh: janganlah durhaka pada orang tua, hormatilah orang yang lebih tua, sayangilah sesama.
3. Latar cerita
Latar atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita. Latar merupakan sarana yang utama dalam sebuah cerpen karena dari latarlah, munsul tokoh dan penokohannya, lalu dari tokoh muncullah konflik. Akhirnya, dari konflik ini muncullah alur cerita. Pemahaman latar melalui beberapa informasi mengenai banyak tempat, lalu menghayatinya, dan mengungkapkannya kembali demi kepentingan cerita sangatlah penting. Oleh karena itu, seorang penulis cerpen tak akan dapat menulis cerita jika di dalam imanjinasinya tak ada gambaran latar cerita, baik itu yang bersifat geografis, budaya, maupun latar yang sangat abstrak sekalipun. Latar biasanya meliputi tiga jenis, yaitu tempat, waktu, dan suasana. Latar tempat menunjukkan di mana, latar tempat menunjukkan kapan, dan latar suasana menunjukkan bagaimana.
Contoh: tempat (di rumah, di sekolah), waktu (pagi hari, tengah malam), suasana (menegangkan, menyedihkan)
4. Alur cerita
Alur adalah rangkaian peristiwa yang terdapat dalam karya sastra. Alur dapat dibuat melalui jalinan waktu dan hubungan sebab akibat. Alur secara garis besar terbagi menjadi tiga bagian, yakni awal (perkenalan), tengah (konflik), dan akhir (penyelesaian). Jika kamu membuat cerpen, sebaiknya menggunakan tiga bagian tersebut agar tulisanmu menjadi hidup. Ketiga hal ini merupakan hal utama yang selalu dihayati dalam membuat cerpen. Selain itu, sebuah rangkaian peristiwa dapat terjalin berdasar atas urutan waktu, urutan kejadian, atau hubungan sebab-akibat. Alur cerpen juga dapat dibedakan menjadi alur maju (rangkaian peristiwa menceritakan masa depan), alur mundur (rangkaian peristiwa menceritakan masa yang telah lalu), dan alur campuran.
Contoh: Keesokan harinya Titi benar-benar tidak datang mengunjungi ibunya yang tengah sakit parah. Sedemikian bencinya ia sampai-sampai ia tidak memedulikan perkataan kakak-kakaknya. “Ah, apa peduliku pada si tua renta itu,” pikirnya. (alur maju)
5. Penokohan
Dalam pembicaraan sebuah cerita pendek sering dipergunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif (karya yang berbentuk cerita) yang karakternya dapat tercermin dari dialog, tindakan, atau penggambaran tokoh oleh pengarangnya. Adapun penokohan ialah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Dengan demikian, istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh atau perwatakan karena penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.
Contoh: Sarah memang dikenal sebagai siswa yang paling pandai di kelasnya. Tidak hanya itu. Sarah juga memiliki banyak kelebihan dalam pergaulannya. Selain suka membantu teman-temannya yang kesulitan dalam mengerjakan tugas, dia juga senang bergaul dengan siapa saja tanpa memandang status sosial.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi memang milik pengarang, pandangan hidup, dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita. Sudut pandang adalah cara memandang tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Pembedaan sudut pandang yang akan dikemukakan berikut berdasarkan pembedaan yang telah umum dilakukan orang, yaitu persona (orang) pertama dan persona (orang) ketiga. Persona ketiga menggunakan kata ganti dia, ia, dan mereka. Persona pertama menggunakan kata ganti aku dan saya.
Contoh: Sarah memang dikenal sebagai siswa yang pandai di kelasnya. Selain itu, dia juga pandai bergaul. (persona ketiga)
B. Unsur ekstrinsik cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen (bagian luar karya sastra) dalam cerita pendek, misalnya, psikologi, moral, sosial, dan religius (ketuhanan).
Begitu juga dari segi sosial dan religi, upaya penggambaran sosial dan religi yang terdapat di dalam cerpenmu agar layak, kamu dapat memilih buku-buku sosiologi dan religi yang diminati. Tak ketinggalan unsur moral dalam sebuah cerpen sangat diperlukan. Nilai moral dibutuhkan oleh pembaca cerpen untuk menangkap amanat sebuah cerpen.