Pendahuluan

Kuis

Referensi

 

Uraian

 

  1. Suhu Udara (Temperatur Udara )

Siang hari terasa panas. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa suhu udara atau temperatur udara merupakan ukuran kuantitatif  yang menunjukkan derajat panas-dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara disebut termometer. Termometer yang biasa digunakan untuk mengukur suhu udara adalah termometer ruangan dan termometer minimum-maximum. Termometer yang dapat mencatat sendiri suhu udara disebut termograf. Hasil catatan termograf disebut termogram.

 

 

Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Suhu Udara:

 

  1. Lamanya Penyinaran Matahari

Semakin lama matahari menyinari bumi semakin tinggi suhu udara permukaan bumi. Di indonesia lama penyinaran matahari diukur selama 8 jam, mulai dari pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Alat yang digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran matahari adalah heliograf.

 

  1. Sudut Datang Sinar Matahari

Bentuk bumi bulat oleh karena itu sudut datang sinar matahari disetiap tempat tidak sama. Daerah khatulistiwa lebih tingi suhunya daripada daerah sub tropis dan daerah kutub karena sudut datang sinar matahari lebih besar daripada di daerah sub tropis maupun daerah kutub. Pada sore hari atau di pagi hari walaupun daerah kita kena sinar matahari, suhu udara terasa lebih dingin atau sejuk bila dibandingkan tengah hari. Hal ini disebabkan sinar matahari datangnya condong atau miring terhadap tempat kita.

 

  1. Letak Lintang Suatu Wilayah

Daerah yang terletak di dekat khatulistiwa suhu udaranya panas.  daerah yang berada di sekitar kutub suhu udaranya dingin, karena sedikit mendapatkan penyinaran matahari.

 

  1. Ketinggian Tempat

Tinggi rendahnya tempat dipermukaan bumi dapat mempengaruhi suhu udara. Pada area troposfer setiap ketinggian tempat naik 100m maka suhu udara akan turun 0.6 °C.

 

  1. Keadaan cuaca

Cerah tidaknya cuaca mempengaruhi kondisi suhu di bumi. Apabila cuaca cerah maka sinar matahari tidak terhalang. Kondisi ini menyebabkan suhu di permukaan bumi panas. Sebaliknya ketika cuaca berawan suhu udara menjadi rendah.

 

 

Untuk mengukur tinggi suhu berdasarkan ketinggian tempat digunakan rumus sebagai berikut :

 

 

Keterangan :

Tx      = temperatur suatu tempat x yang akan dicari.

To      = temperatur di permukaan laut pada ketinggian 0 meter

0.6 °C = penurunan temperatur setiap naik 100 meter

h       = ketinggian tempat yang diketahui

 

Contoh soal :

Suhu udara di permukaan laut menunjukkan 25°C. Berapa suhu udara di daerah sekitar yang memiliki ketinggian 2.500 meter?

 

Jawab :

Tx = 25 °C – 0,6 °C(2.500/100)

     = 25 °C -0.6 °C x 25

     = 25 °C – 15 °C

     = 10 °C

 

  1. Tekanan Udara

Tekanan udara yang diberikan oleh setiap satuan luas bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer disebut tekanan udara. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah kerapatan udaranya sehingga tekanan udara semakin ke atas menjadi semakin rendah.Sebaran tekanan udara di suatu daerah dapat digambarkandalam peta yang ditunjukkan oleh isobar. Isobar merupakan garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama. Alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Barometer yang dapat mencatat sendiri disebut barograph. Hasil pencatatan barograph disebut barogram. Besarnya tekanan udara di  permukaan bumi adalah satu atmosfer atau 76 cm Hg (centi meter kolom air raksa).

 

 

 

  

Dalam ilmu meteorologi, satuan yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah milibar (mb). Tekanan udara 76 cm Hg sama dengan 1,013 mb. Angka tersebut didasarkan pada kerapatan air raksa pada suhu 0°C, yaitu 13,951 dan percepatan gravitasi, yaitu 0,980335. Faktor utama yang mempengaruhi perbedaan tekanan udara adalah temperatur udara. Daerah yang mendapatkan panas secara intensif merupakan daerah yang  mempunyai tekanan udara minimum (-). Hal ini disebabkan oleh mengembangnya udara pada cuaca yang panas.Daerah yang pemanasannya kurang, bertekanan maksimum (+).

 

  1. Kelembaban Udara

Kelembaban udara menunjukkan banyaknya kandungan uap air di dalam udara. Kandungan uap air yang ada di udara dapat diukur dengan menggunakan alat, yaitu higrometer atau psychrometer.

 

 

 

Dalam mengukur kelembapan udara dikenal 2 macam pengukuran yaitu kelembapan absolut atau mutlak dan kelembapan relatif.

 

  1. Kelembaban absolut

Adalah bilangan yang menunjukkan jumlah kandungan uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Biasanya dinyatakan dalam satuan gram per meter kubik udara atau gr/m3.

 

  1. Kelembaban relatif

Adalah angka dalam persen yang menunjukkan  perbandingan antara jumlah uap air yang dikandung udara dengan  jumlah uap air maksimum (jenuh) yang dapat dikandung oleh  udara tersebut  pada temperatur udara yang sama. Kelembaban relatif dinyatakan dalam persen (%).

 

Kelembapan udara relatif dapat diukur dengan rumus :

 

 

K= kelembapan relatif

T= uap air yang dikandung udara pada temperatur tertentu

P= kapasitas kandungan uap air maksimum

 

Contoh Soal :

Pada suatu tempat di udara suhu yang menunjukkan 28°C megandung uap air 21 gr/m3. Kapasitas  kandungan uap air maksimum pada temperatur 28°C adalah 27 gr/m3, maka kelembapan relatifnya adalah?

 

Jawab :

K=  T/P x 100%

    = 21/28x 100%

    = 75%

 

 

 

  1. Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari suatu tempat yang bertekanan udara tinggi ke tempat yang bertekanan udara rendah. Angin dapat kita rasakan namun tidak dapat kita lihat. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer, sedangkan untuk mengetahui arah angin dapat diketahui dengan balon udara atau bendera angin.

Menurut hukum buys ballot, angin bergerak dari daerah yang bertekanan udara maksimum (+) ke daerah yang bertekanan minimum (-) serta dapat berbelok ke kanan disebelah utara khatulistiwa dan berbelok kekiri disebelah selatan khatulistiwa yang disebabkan pengaruh rotasi bumi.

Terdapat bermacam-macam angin yaitu sebagai berikut :

  1. Angin Pasat

Adalah angin yang berhembus tetap sepanjang tahun dan bergerak dari daerah bertekanan maksimum(subtropik) menuju daerah bertekanan minimum(ekuator). Sampai di khatulistiwa angin tersebut berbelok sesuai dengan Hukum Buys Ballot. Dua angin pasat, yaitu angin pasat tenggara dan angin pasat timur laut

  1. Angin Muson

Angin muson adalah angin yang terjadi akibat pemanasan daratan dan lautan yang terdapat di daerah tropis dan daerah-daerah yang berdekatan dengan daerah tropis yang arahnya berubah menurut musim. Angin muson yang terjadi di Indonesia ada dua, yaitu angin muson barat dan angin muson timur yang berganti arah setiap enam bulan sekali.

  1. Angin muson barat terjadi pada bulan Oktober–April. Pergerakan angin muson barat arah timur laut (Benua asia dan laut Cina Selatan) yang melewati lautan luas sehingga kaya uap air mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan. Saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi selatan.
  2. Angin muson timur terjadi pada bulan April–Oktober. Angin muson timur bergerak dari arah tenggara (Benua Australia) yang bersifat kering mengakibatkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim kemarau. Saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi utara. Untuk lebih memahami proses terjadinya angin muson perhatikan gambar di bawah ini.
     

 

 

    

  1. Angin Darat Dan Angin Laut

Angin darat adalah angin yang bertiup dari darat ke laut pada malam hari. Pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada laut. Daratan menjadi bertekanan udara maksimum dan lautan bertekanan udara minimum, sehingga bertiuplah angin dari darat ke laut. Pada umumnya angin darat ini banyak dimanfaatkan nelayan tradisional untuk berangkat melaut.

Angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat pada siang hari.pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas dari laut,laut menjadi bertekanan udara maksimum dan darat bertekanan udara minimum, sehingga bertiuplah angin dari laut ke darat. Angin laut sering dimanfaatkan nelayan tradisional untuk pulang dari mencari ikan di laut. Agar kalian lebih memahami tentang angin darat dan angin akan dijelaskan dengan gambar.

 

 

 

  1. Angin Lembah Dan Angin Gunung

Angin gunung adalah angin yang bertiup dari lereng gunung ke lembah (terjadi pada malam hari), sedangkan angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah ke gunung (terjadi pada siang hari). Untuk lebih memahami proses terjadinya angin lembah dan angin gunung perhatikan gambar di bawah ini.

 

 

 

  1. Angin Jatuh atau Angin Fohn

Angin Jatuh atau Angin Fohn adalah angin yang bersifat panas dan kering yang turun dari daerah pegunungan. Angin fohn dapat melayukan atau merusak tanaman pertanian karena sifatnya yang sangat panas. Misalnya, angin Bohorok di Deli, angin Gending di Pasuruhan, angin Brubu di Makassar, angin Brubu di Sulawesi Selatan dan angin Wambrau di Biak.

 

  1. Angin Siklon

Adalah angin yang bergerak memutar ke pusat angin. Angin ini terjadi disebabkan adanya dua massa udara yang berbeda tekanan, yaitu massa udara dingin dan massa udara panas yang saling berpapasan dan berbatasan. Contoh angin siklon:
a) Hurricane, yaitu angin siklon di Samudra Atlantik
b) Taifun, yaitu angin siklon di Laut Cina Selatan
c) Siklon, yaitu angin siklon di Teluk Benggala dan Laut Arab
d) Tornado, yaitu angin siklon di daerah tropis Amerika
e) Sengkejan, yaitu angin siklon di Asia Barat

 

 

  1. Curah Hujan

Hujan merupakan peristiwa jatuhnya titik-titik air dari atmosfer ke permukaan bumi. Curah hujan adalah banyaknya hujan yang jatuh pada suatu tempat di permukaan bumi. Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah fluviometer atau ombrometer atau disebut juga Rain Gauge. Jatuh dan banyak sedikitnya curah hujan merupakan hasil akhir dari saling keterkaitan antara macam-macam unsur pembentuk cuaca dan kondisi permukaan bumi.

Berdasarkan proses terjadinya , hujan dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu ;

 

  1. Hujan Zenithal

Hujan zenithal atau hujan konveksi terjadi karena udara yang  mengandung uap air naik secara vertikal. Udara yang naik secara vertikal ini kemudian mengalami penurunan suhu, sehingga uap air yang dikandungnya berubah menjadi titik-titik air (kondensasi), dan akhirnya titik-titik air itu jatuh ke bumi menjadi hujan. Gambar dibawah ini adalah gambar yang menunjukkan proses terjadinya hujan zenithal.

 

 

  1. Hujan Frontal

Hujan frontal terjadi di daerah pertemuan antara massa udara panas dan massa udara dingin. Massa udara panas akan naik di atas massa udara dingin sepanjang bidang miring (daerah front), karena massa jenisnya lebih kecil dari pada massa udara dingin. Hujan front banyak terjadi di daerah lintang sedang. Untuk lebih memahami proses terjadinya hujan frontal perhatikan gambar dibawah ini.

 

   

 

  1. Hujan Orografis

Hujan orografis terjadi apabila angin yang membawa uap air harus naik ke atas pegunungan, awannya bertambah berat dan turunlah hujan. Untuk memahami proses terjadinya hujan orografis perhatikan gambar!