![]() |
![]() |
Kerajaan Samudra Pasai
Uraian
Samudra Pasai terletak di pesisir Timur Laut Aceh atau sekarang termasuk kabupaten Lhokseumawe. Menurut cerita Ibnu Batutah abad 13, seorang pedagang dari Maroko yang melakukan perjalanan dari India ke Cina singgah diwilayah Samudra Pasai. Ia mengatakan bahwa di Samudra Pasai terdapat pelabuhan penting dan menjadi tempat singgah dan bertemunya (transito) kapal-kapal dagang dari India, Cina, dan kapal-kapal dari wilayah Nusantara lainya seperti Malaka, Palembang, Gresik, dan Tuban. Latak geografis Samudra Pasai sangat strategis. Komoditas eksport kerajaan Samudra Pasai berupa lada, sutra, dan kapur barus. Juga banyak komoditas lain karena Samudra pasai merupakan tempat transito barang dagangan dari berbagai daerah.
Kerajaan Samudra Pasai merupakan gabungan dari dua kerajaan yaitu Samudra dan Pasai. Penggabungan dua kerajaan itu dilakukan oleh Meurah Silu. Ia mengangkat dirinya menjadi raja pertamanya dengan gelar Sultan Malik As-Saleh memerintah dari tahun 1285-1297. (dikatakan awal berdirinya kerajaan Islam Samudra Pasai dengan ditemukannya makam Sultan Malik Al-Saleh dengan batu nisan bertuliskan huruf Arab gaya Riq’ah. Setelah wafat Sultan Malik Al-Saleh digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Muhammad yang bergelar Malik At-Tahir (1297-1326), Sultan Akhmad yang bergelar Malik az-Zahir (1326-1348), Sultan Zainal Abidin (1348-1383). Selanjutnya Samudra Pasai mengalami kekacauan dan perebutan kekuasaan sampai abad ke-14. Akhirnya Samudra Pasai ditundukan oleh Ali Mughayat Syah dari Aceh pada tahun 1524.
Marco Polo adalah saudagar dari Venesia (Italia) yang pergi ke Mongol (Asia Timur) melalui jalur darat (jalur sutra) untuk menjemput putri Kaisar Mongol dan akan dipersembahkan kepada Kaisar Romawi. Dalam perjalanan kembali ke Eropa Marco Polo menempuh jalur laut dan singgah di daerah Sumatra bagian Utara. Catatan perjalanan Marco Polo tahun 1292 menerangkan bahwa telah melihat keberadaan kerajaan Islam yang berkambang pesat pada waktu itu yaitu Samudra Pasai dengan Ibukotanya Pasai.
Gambar 1 : Jalur Marco Polo
Catatan Ibnu Batutah seorang pedagang dari Maroko pada abad ke-13 tentang Samudra Pasai menceritakan tentang istana kerajaan Samudra Pasai seperti istana raja India, susunan pemerintahan diatur seperti pemerintahan kerajaan Pesia. Sultan Malikul Dhahir sebagai raja yang sangat saleh, pemurah, rendah hati, dan mempunyai perhatian kepada fakir miskin. Kerendahan hatinya itu ditunjukkan sang raja saat menyambut rombongan Ibnu Battutah. Para tamunya dipersilakan duduk di atas hamparan kain.
Rute perjalanan Ibnu Batutah hingga sampai ke Samudra Pasai
B. Dalam Negeri
Gambar : Batu nisan Sultan Malik As Saleh
Kerajaan Samudra Pasai terletak disebelah Utara Perlak didirikan Sultan Malik as-Saleh. Mendapat gelar dan pengesahan dari Syarif Mekah abad ke-13. Sultan Malik as-Saleh menguasai daerah pedalaman antara lain Tamiang, Balek Bunda, Samer Langga, Simpang Bulak Telang dan Takus. Perkawinannya dengan putri Ganggang Sari dari Perlak dapat memperkuat kedudukannya di pantai Timur Aceh. Perdagangan lada di semenanjung pantai Timur Sumatra dikuasainya dan diekspor ke pelabuhan Kambayat di Gujarat. Karena letaknya yang strategis dengan perdagangan dan pelayaran dunia jadi banyak disinggahi pedagang India, Gujarat, Arab, Cina.
Faktor berkembangnya Samudra Pasai antara lain :
Perekonomian bertambah pesat karena kerajaan ini menyiapkan Bandar-bandar yang dapat untuk menambah bahan perbekalan, mengumpulkan dan menyiapkan barang dagangan. Samudra Pasai mempererat hubungan dengan kerajaan yang ada dibawah pengaruhnya antara lain dengan perkawinan.
Menurut G.P Rouffeer (ilmuan Belanda) Pasai mula-mula terletak di kanan sungai Pasai, Samudra berada di kiri dan kemudian digambungkan menjadi satu kerajaan yaitu samudra Pasai.
Sultan-Sultan yang memerintah kerajaan Samudra Pasai berturut-turut :
Nama-nama raja yang memerintah kerajaan Samudra Pasai terdapat dalam sumber Sejarah Melayu ,Hikayat Raja-Raja Pasai (kecuali Sultan Malik as-Salih) juga tercantum dalam mata uang.
Dibawah pemerintahan Sultan Zainal Abidin, Samudra Pasai bergantian mendapat serangan dari Majapahit juga dari Siam dan harus bayar upeti. Samudra Pasai mengalami kemunduran pada abad ke-14 antara lain karena:
Letak Kerajaan Samudra Pasai
Sumber : Atlas Sejarah