Pendahuluan

Kuis

Referensi

Tim

 

Uraian

 

1. Perkembangan Agama masyarakat Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya pada waktu itu merupakan pusat agama Budha di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Budha yang berkembang di Sriwijaya adalah agama Budha Mahayana. Berita tentang kondisi pendidikan dan agama Budha di kerajaan Sriwijaya diperoleh dari seorang pendeta Budha Cina bernama I-Tsing yang akan pergi ke India tahun 672 dan singgah di Sriwijaya mengatakan bahwa kerajaan Sriwijaya merupakan pusat ilmu dan agama Budha. Sekitar seribu pendeta datang dan kumpul di Sriwijaya membahas tentang agama Budha. Pendeta yang terkenal adalah Sakyakirti dan Dharmapala. Dharmapala berasal dari India yang pernah mengajar agama Budha di perguruan tinggi Nalanda (Benggala).

Sekembalinya I-Tsing dari India sebelum pulang ke Cina I-Tsing singgah dan tinggal di Sriwijaya cukup lama untuk mempelajari dan menterjemahkan kitab-kitab ajaran agama Budha dari bahasa sansekerta ke bahasa Cina.

 

2. Perkembangan Sosial masyarakat kerajaan Sriwijaya

Kehidupan sosial masyarakat Sriwijaya tidak terlepas dari perkembangan ekonomi masyarakatnya sebagai kerajaan maritim. Sriwijaya menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan sekitarnya dengan tujuan meningkatkan kehidupan sosial masyarakatnya. Rakyat diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan misalnya di Nalanda, begitu pula sebaliknya. Di Sriwijaya terdapat guru besar seperti Dharmapala dan Sakyakirti.

 

3. Perkembangan Ekonomi masyarakat Sriwijaya

Walaupun tidak ada bukti pendukung tentang kehidupan masyarakat Sriwijaya  namun secara ekonomis Sriwijaya mempunyai letak yang strategi yaitu ditengah-tengah perdagangan antara India dengan Cina.  Ramainya perdagangan di selat Malaka membawa dampak masyarakat Sriwijaya terlibat dalam perdagangan dan pelayaran bahkan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara. Untuk melindungi perdagangan laut, maka Sriwijaya menyusun kekuatan angkatan laut yang dimilikinya. Dengan kekuatan angkatan laut yang dimilikinya kerajaan Sriwijaya  mampu mengamankan jalur perdagangan di selat Malaka, selat Sunda dan laut Cina Selatan. Rasa aman yang dirasakan oleh para pedagang mendorong semakin banyak pedagang yang singgah ke Sriwijaya. Singgahnya kapal-kapal asing ini secara ekonomi sangatlah menguntungkan kerajaan Sriwijaya.

 


Rute perjalanan laut I-Tsing antara Cina India melintasi Sriwijaya