1. Letak kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara, Wilayah kekuasaan Sriwijaya sampai ke mancanegara. Sriwijaya terletak di daerah lintasan pelayaran dan perdagangan antara Asia Timur, Asia Selatan. Menurut para ahli letak kerajaan Sriwijaya, berada di Palembang ditepi sungai Musi, berdiri sekitar abad ke-7 M. Sriwijaya merupakan kerajaan maritim dengan letak yang sangat strategis mendorong para pedagang untuk melakukan kegiatan perdaganganya. Selain itu Sriwijaya juga menguasai dua perairan laut penting dalam perdagangan nusantara yaitu Selat Malaka dan selat Sunda.
2. Bukti-bukti tentang keberadaan Kerajaan Sriwijaya
Bukti-bukti tentang keberadaan kerajaan Sriwijaya diperoleh dari:
A. Luar negeri :
-
Berita dari Arab yang menceritakan bahwa telah banyak pedagang Arab yang melakukan kegiatan di Sriwijaya dan menyebut perkampungan orang Arab di Sriwijaya dengan sebutan Zabaq, Zabay, atau Sribusa.
-
Berita dari I-Tsing pendeta Budha dari Cina dalam perjalanannya ke India mampir di Sriwijaya. Ia singgah di Sriwijaya untuk belajar bahasa Sansekerta selama enam bulan. Ia juga mengatakan bahwa Sriwijaya merupakan sebuah kota benteng dan dihuni kurang lebih 1.000 orang biksu dan mereka belajar dibawah pimpinan biksu terkenal bernama Sakyakirti.
-
Prasasti Ligor (775 M), menceritakan tentang Raja Wisnu dari Dinasti Syailendra membangun sebuah bangunan suci dan pangkalannya di Ligor Semenanjung tanah Melayu.
-
Prasasti Nalanda (abad ke-9), ditemukan di Nalanda India Selatan menceritakan tentang pendirian bangunan biara di Nalanda oleh raja Balaputradewa, raja Sriwijaya yang menganut agama Budha.
-
Prasasti Tanjore (1030 M) di India, menceritakan tentang penyerangan kerajaan Colamandala dibawah pimpinan Raja Rajendra Coladewa terhadap kerajaan Sriwijaya sebagai balasan terhadap serangan perahu-perahu Colamandala yang lewat di Jambi. Serangan Colamandala ini berhasil menawan raja Sriwijaya Sanggrama Wijayatunggawarman.
B. Dalam Negeri
-
Prasasti Kedukan Bukit (682 M) ditepi Sungai Tatang, dekat Palembang.

Menceritakan perjalanan Dapunta Hyang (raja Sriwijaya) selama delapan hari disertai oleh dua laksa tentara (20.000 orang) dan sesampainya di Upang (Palembang) ia mendirikan vihara. Hasil ekspedisi militernya Sriwijaya menjadi makmur dan menguasai kota-kota strategis.
-
Prasasti Talang Tuo (684 M) di daerah Talang Tuo, sebelah barat Palembang.

Menceritakan tentang pembuatan taman yang diberi nama Taman Sriksetra oleh raja Dapunta Hyang Srijayanaga.
-
Prasasti Telaga Batu, dekat Palembang.

Prasasti ini berisi kutukan-kutukan bagi mereka yang melakukan kejahatan dan tidak taat kepada raja. Serta didalamnya juga terdapat jabatan-jabatan dalam kerajaan seperti:
-
Yuvaraja : Raja Muda (Putra Mahkota)
-
Pratiyuva raja : puta kedua raja
-
Rajakumara : putra ketiga raja
-
Rajaputra : putra keempat raja
-
Bhupati : Kepala daerah (Bupati)
-
Senopati : Komandan Pasukan
-
Prasasti Kota Kapur (686 M), dekat Sungai Menduk di pulau Bangka.

Isi prasasti berupa permitaan kepada para dewa agar menjaga kedaulatan Sriwijaya serta menghukum setiap orang yang durhaka terhadap kekuasaan raja.
-
Prasasti Karang Berahi, di tepi Sungai Merangin, Jambi Hulu.

Isi prasasti ini hampir sama dengan pasasti Kota Kapur.
-
Prasasti Palas Pasemah, di tepi Sungai Pisang, Lampung Selatan.

Menyebutkan bahwa daerah ini jatuh ke tangan Sriwijaya.
Semua prasasti ini diperkirakan dibuat sekitar abad ke-7.
3. Raja-raja yang pernah memerintah Sriwijaya
-
Dapunta Hyang Srijayanagara
Namanya sebagai raja Sriwijaya terdapat dalam prasasti Kedukan Bukit
-
Balaputradewa
Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Balaputradewa yang masih keturunan raja-raja dinasti Syailendra (Jawa Tengah) yang datang setelah kalah dalam pertentangan politik antara keluarga dinasti Sanjaya dan Dinasti syailendra.
-
Sri Sudamaniwarmadewa
Pada masa pemerintahannya agama budha makin terkenal, tahun 1011 d1 1023 datang pendeta dari Tibet bernama Atisa untuk mendapat bimbingan langsung dari biksu tertinggi Sriwijaya yaitu Dharmakirti
-
Marowijayatunggawarman
Ia menggantikan ayahnya Sri Sudamaniwarmadewa, ia menjalin hubungan dengan raja Colamandala bernama Rajaraja I dan berhasil menguasai kembali daerah semenanjung Malaya sehingga ia disebut Raja Kataha dan Kedah dan Sriwijaya.
-
Sanggrama Wijayatunggawarman
Pada masa pemerintahnya mengalami kemunduran akibat serangan dari kerajaan Colamandala (India). Ia berhasil ditanggap raja Colamandala namun pada akhirnya dibebaskan dan dikembalkan ke tahtanya.
4. Sebab keruntuhan Sriwijaya
Serangan–serangan yang dilakukan kerajaan Colmandala melemahkan kedudukan Sriwijaya. Pada tahun 1275 Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan Melayu dan Singosari dalam rangka ekspedisi Pamalayu, sampai pada akhirnya Kerajaan Sriwijaya mengalami kehancurasn akibat serangan kerajaan Majapahit pada tahun 1337.