Pendahuluan

Kuis

Referensi

 

Uraian

 

Uraian Materi

Tahukah Kamu ternyata pantun merupakan sastra asli bangsa Indonesia. Pada zaman dahulu pantun  banyak digunakan orang dalam berkomunikasi secara lisan. Nah, pada Kegiatan Belajar 1, Kamu akan mempelajari  hal yang berkaitan dengan pantun sebagai berikut:

 

1. Pengertian pantun.

Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat di Indonesia. Pada zaman dahulu, pantun digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan dan berperan pula untuk menyampaikan  pesan. Kata pantun mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik. Selain itu, pantun juga berarti : bagai, seperti, ibarat, umpama, dan laksana.

 

2. Sejarah pantun  dan  nama lain dari  Pantun

Pantun yang  kita kenal sekarang ini telah tersebar ke seluruh tanah air sebelum masuknya kebudayaan Hindu.  Oleh karena itu, pantun memiliki nama- nama yang berbeda di setiap daerah di tanah air Indonesia, misalnya:  di Sunda dikenal dengan nama wawangsalan, paparikan, dan sebred; di Jawa pantun disebut dengan ludruk dan gandrung; Ende-ende dalam bahasa Mandailing; dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa; di Toraja dikenal bolingoni; di Banjarmasin tirik dan ahui; dan di Makasar disebut dengan kelong-kelong. Lalu, bagaimana bahasa yang digunakan pada pantun tersebut. Tentu saja pantun yang tersebar di daerah-daerah tersebut menggunakan bahasa daerah setempat.

 

 

3. Fungsi pantun

Fungsi pantun tidak hanya sebagai alat komunikasi secara lisan, tetapi juga sebagai bahasa pengantar atau bahasa pergaulan.  Selain itu, pantun juga digunakan sebagai ungkapan perasaan dan menghibur orang.  Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berbicara. Berbalas pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.  Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat hingga sekarang. Saat ini, pantun sering digunakan  tidak hanya pada acara-acara tidak resmi tetapi juga pada  acara resmi. 

 

Coba Kamu  perhatikan contoh pantun berikut!

1.

Dari mana punai melayang

[1]   [a]

 

Dari kayu turun ke padi

[2]   [b]

 

Dari mana kasih sayang

[3]   [a]

 

Dari mata turun ke hati

[4]   [b]

 

      

     

     

 

 

 

 

2.

Jika engkau pergi ke Pati

[1]  [a]

 

Belikan aku sekilo duku

[2]  [b]

 

Jika engkau berbaik hati

[3]  [a]

 

Bantulah aku bawakan buku

[4]  [b]

 

 

 

 

 

 

 

 

Perhatikan kedua contoh pantun tersebut. Ada berapa bariskah pantun pertama dan kedua? Adakah hubungan antara pantun pertama maupun pantun kedua ? Lalu cermati pula kata yang bercetak merah, apa maksudnya?

Dalam teori pantun dikatakan bahwa satu bait pantun terdiri atas empat baris. Perhatikan  kedua pantun tersebut. Baik pantun ke satu maupun kedua  sama-sama berjumlah empat baris. Baris ke satu dan kedua disebut sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat disebut isi pantun.  Untuk mengetahui inti pantun, Kamu cukup membaca baris ketiga dan keempat saja. 

Lalu bagaimana dengan rima pada pantun tersebut? Lihatlah pada kata yang bercetak merah. Kata yang bercetak merah merupakan rima atau persamaan bunyi. Rima pada baris kesatu sama dengan rima pada baris ketiga. Sedangkan rima pada baris kedua sama dengan rima pada baris keempat. Rima pantun dilambangkan dengan A-B-A-B. Pada pantun pertama rima berbunyi  melayang (a) ke padi (b), sayang (a) ke hati (b). Pada pantun kedua, rima berbunyi  Pati (a), duku (b) hati (a), buku (b)

Setelah memahami syarat-syarat pantun, mari perhatikan kembali contoh pantun berikut.

Dari mana punai melayang

[1]  [sampiran]

Dari kayu turun ke padi

[2]  [sampiran]

Dari mana kasih sayang

[3]  [isi]

Dari mata turun ke hati

[4]  [isi]

   

       

      

       

 

 

 

 

Jika engkau pergi ke Pati

[1]  [sampiran]

Belikan aku sekilo duku

[2]  [sampiran]

Jika engkau berbaik hati

[3]  [isi]

Bantulah aku bawakan buku

[4]  [isi]

   

       

      

       

 

 

 

 

Apakah yang dimaksud sampiran pada pantun?  Sampiran adalah dua baris pertama, biasanya  berkaitan dengan alam  dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima atau sajak. Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi, tetapi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi.

 

4. Bentuk pantun

Ada beberapa bentuk pantun. Tetapi pantun yang sering digunakan adalah pantun dua baris dan empat baris.

A. Pantun dua baris (Karmina)

Ciri-cirinya :

a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a – a
e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

Contoh pantun 2 baris

 

B. Pantun empat baris

Pantun empat baris   sering juga disebut  dengan pantun.