![]() |
![]() |
Teks Cerita Ulasan
Unsur Kebahasaan Majas Tanda Baca Kurung
Teks ulasan mempunyai ciri-ciri kebahasaan yang khas. Ciri-ciri kebahasaan itu, antara lain, banyak menggunakan kata sifat sikap, metafora, tertuju pada partisipan tertentu, dan kalimat-kalimatnya cenderung panjang (menggunakan kalimat kompleks). Pada pembelajaran kali ini kamu akan mempelajari unsur kebahasaan majas dan tanda baca kurung.
Salah satu ciri teks ulasan adalah penggunaan majas. Majas atau gaya bahasa sangat penting digunakan dalam menulis cerpen, novel, atau dongeng. Dengan menggunakan majas maka kalimat yang ditulis terasa hidup, indah, dan bermakna.
Majas adalah bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat yang tujuan akhirnya untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis.
Perhatikan majas yang digunakan pada teks ulasan Perahu Kertas. Dapatkah kamu mengidentifikasikan majas apa saja yang digunakan pada novel Perahu Kertas?
Berikut beberapa majas yang akan kita bahas pada pembelajaran kali ini!
Seperti kita ketahui majas terbagi atas 4 macam :
1. Majas Perbandingan
2. Majas Pertentangan
3. Majas Pertautan
4. Majas Penegasan
1. Majas Perbandingan
Pengertian majas perbandingan adalah kata kiasan yang menyatakan perbandingan dalam menciptakan kesan dan pengaruh kepada pembaca dan pendengar.
Macam-macam Majas Perbandingan
1. Perumpamaan atau Asosiasi : perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang berbeda, namun dianggap sama yang menggunakan kata seperti, umpama, ibarat, sebagainya, bagai.
Contohnya :
1. Semangat belajarnya ibarat baja.
2. Mukanya pucat bagai mayat.
3. Wajahnya terlihat bagai bulan purnama.
4. Kamu sangat cantik bagai awan dilangit.
5. Pendiriannya selalu berubah-ubah bagai air didaun alas.
2. Metafora : metafora adalah majas berisi ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Metafora merupakan pemakaian kata bukan dengan arti sebenarnya yang digunakan dalam persamaan dan perbandingan.
Contohnya :
1. Jonathan adalah bintang kelas dunia.
2. sampah masyarakat akhirnya ditangkap oleh polisi.
3. Satu persatu tikus-tikus berhasil ditangkap KPK.
4. Perpustakaan adalah gudang nya ilmu.
5. Raja siang keluar dari ufuk timur.
6. Jantung hatinya hilang tiada berita.
3. Personifikasi : personifikasi adalah membandingkan benda-benda yang tak bernyawa seakan-akan bernyawa atau hidup dengan sifat seperti manusia.
Contohnya :
1. Ombak berkejar-kejaran ditepi pantai.
2. Hujan itu menari-nari diatas genting.
3. Bulan tersenyum kepada bintang.
4. Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
5. Angin membelai rambutnya yang tergerai.
4. Alegori : alegori adalah penggunaan bahasa yang menyatakan dengan cara lain dengan kiasan dan penggambaran. Pada umumnya alegori berbentuk cerita dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contohnya :
1. Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman.
2. Suami sebagai nahkoda dan istri sebagai juru mudi.
Contoh alegori berbentuk cerita :
Pernikahan bagai bahtera yang harus dijalani dengan hati-hati. Suami sebagai nahkoda dan istri sebagai juru mudi yang melayarkan bahterai mengarungi lautan penuh badai dan gelombang.
5. Simbolik : simbolik adalah majas yang menggunakan kiasan atau melukiskan dengan menggunakan simbolik atau lambang dalam menyatakan maksudnya.
Contohnya :
1. Dia terkenal sebagai buaya darat.
2. Rumah itu hangus dilalap oleh sijago merah.
3. Teratai adalah lambang pengabdian.
4. Bunglon adalah lambang orang tak berpendirian.
5. Melati adalah lambang kesucian.
2. Majas Pertentangan
Pengertian majas pertentangan adalah kata-kata kias yang menyatakan pertentangan yang dimaksud oleh penulis atau pembicara dalam memberikan pengaruh atau kesan kepada pembaca dan pendengar.
Macam-macam majas pertentangan
1. Hiperbola : hiperbola adalah majas yang memberikan kesan yang berlebihan dari kenyataannya agar lebih berkesan atau meminta perhatian.
Contohnya :
1. Ia terkejut setengah mati begitu melihat mayat perempuan tersebut.
2. Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
3. Keringatnya menganak sungai.
4. Kita berjuang sampai titik darah penghabisan.
5. Suaranya menggelegar ke angkasa.
2. Paradoks : paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dengan fakta yang telah ada.
Contohnya :
1. Hatiku merintih ditengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung.
2. Dia besar tapi nyalinya kecil.
3. Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
4. Tinggal di kota yang besar dan megah tetapi hidupnya kesepian.
3. Antitesis : antitesis adalah majas yang menggunakan pasangan kata yang artinya berlawanan
Contohnya :
1. Tua muda, besar kecil ikut meramaikan pesta kembang api.
2. Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
3. Hidup matinya manusia ada di tangan Tuhan.
4. Litotes : litoses adalah majas yang menyatakan dengan berlawanan dari kenyataannya yang bertujuan untuk merendahkan diri.
Contohnya :
1. Terimalah kado tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
2. Perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas.
3. Karangan ini belum sempurna sertakan kritik dan sarannya.
4. Sebenarnya ini sangat dulit tapi dapat diselesaikan.
3. Majas Pertautan
Pengertian majas pertautan adalah kata-kata kias yang bertautan dengan gagasan, ingatan.
Macam-macam majas pertautan
1. Sinekdode : sinekdode adalah penggunaan kata yang sama dengan faktanya yang bertujuan memperjelas.
Contohnya :
1. Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSI Harimau.
2. Indonesia akan memilih idolanya pada malam nanti.
3. Setiap kepala dikenakan pajak.
2. Metonimia : metonimia adalah pengungkapan berupa penggunaan nama benda yang lain seperti merek, atribut, atau ciri khas.
Contohnya :
1. Sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru(rokok djarum).
2. Setiap pagi ayah selalu menghirup kapal api (kopi kapal api).
3. Orang tersebut sangat berclass dalam menghirupnya (rokok class mild).
4. Dia selalu menaiki kuda hitam (Mobil Ferrari).
5. Atlet andalan kita mendapat perak (medali perak).
3. Alusio : Alusio adalah majas yang menggunakan kata-kata berkaitan dengan peristiwa umum yang terjadi atau penggunaan kata yang umum dalam menunjukkan maksud.
Contohnya :
1. Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
2. Kamu jangan kura-kura dalam perahu.
3. Ceritakan semua hal tersebut dengan jujur.
4. Eufimisme : eufimisme adalah majas yang menggunakan kata-kata sopan dan halus.
Contohnya :
1. Dimana saja bisa menemukan kamar kecilnya.
2. Anak ibu lamban menerima pelajaran.
3. Anak ibu tidak bodoh tapi hanya malas belajar.
4. Majas Perulangan/Penegasan
Pengertian majas perulangan/penegasan adalah kata-kata kias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruh kepada pendengar dan pembaca.
Macam-macam majas perulangan/penegasan
1. Aliterasi : aliterasi adalah kata-kata yang memanfaatkan kata yang permulaannya sama dengan bunyinya.
Contohnya : Dara damba daku, datang dari danau.
2. Pleonasme : pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata dengan berlebihan untuk menegaskan arti suatu kata.
Contohnya :
1. Saya naik ke tangga ke atas.
2. Ayo kita berjalan ke depan untuk melihat sendiri.
3. Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri.
4. Dia menangis dengan meluarkan air dimatanya.
3. Anataklasis : anataklasis adalah majas yang mengandung pengulangan kata yang sama, dengan makna yang berbeda.
Contohnya :
1. Ayah selalu membawa buah ditangan untuk buah hatinya.
2. Karena buah penanya sudah jadi buah bibir masyarakat.
4. Repetisi : repetisi adalah majas perulangan kata atau kelompok kata yang sama dalam menarik perhatian atau menegaskan.
Contohnya :
1. Tidak setiap penderitaan menjadi luka dan tidak setiap sepi jadi duri.
2. Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharapkan.
5. Paralelisme : paralelisme adalah majas perulangan yang pada umumnya terdapat dalam puisi yang disusun atas baris yang berbeda. Contohnya :
Tanda Baca Kurung
Tanda kurung (bahasa Inggris: bracket) adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk memisahkan atau menyisipkan suatu teks ke dalam teks lain.
Ada empat jenis tanda kurung, yaitu
1. tanda kurung/kurung lengkung (round brackets): ( )
2. tanda kurung siku/kurung tegak (square brackets): [ ]
3. tanda kurung kurawal (curly brackets): { }
4. tanda kurung sudut (angle brackets): < >
Dalam bahasa Indonesia, istilah tanda kurung saja merujuk pada tanda kurung lengkung. Dalam bahasa Inggris, istilah bracket umumnya merujuk kepada keempat jenis tanda kurung tersebut, meskipun di Amerika Serikat, istilah bracket secara spesifik digunakan untuk tanda kurung siku.
Bahasa Indonesia
Menurut pedoman EYD tanda kurung (lengkung) digunakan untuk:
Mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh: Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
Tanda kurung siku digunakan untuk:
Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perlu dibentangkan di sini.)
Penggunaan tanda kurung kurawal (disebut juga tanda kurung besar atau akolade) dan tanda kurung sudut (kadang disebut juga tanda kurung lancip atau tanda kurung bersudut) tidak diatur dalam pedoman EYD.