Bangsa-bangsa lain yang pernah menjajah bangsa Indonesia secara berurutan adalah Portugis (1511), Spanyol (1521), Inggris (1579), Belanda (1596) dan Jepang (1942)
Bangsa Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih 350 tahun atau 3,5 abad, sedangkan Jepang menjajah Indonesia sekitar 3,5 tahun lamanya.
Penjajah Belanda menerapkan sistem kerja Rodi, sedangkan Jepang menerapkan sistem kerja Romusha yang mengakibatkan penderitaan dan korban jiwa.
Bentuk perlawanan pada masa sebelum tahun 1908 bersifat kedaerahan, menggunakan persenjataan tradisional, umumnya dipimpin oleh para raja, sultan atau tokoh agama yang masih bisa dipatahkan oleh bangsa penjajah atau mengalami kegagalan.
Bentuk perlawanan setelah tahun 1908 bersifat nasional yang dipimpin oleh para tokoh terpelajar melalui organisasi dan diplomasi yang bisa berhasil sampai pada titik puncak perjuangan yaitu mencapai kemerdekaan.
Sumpah pemuda dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta, yaitu :
Kami putra dan putri Indonesia mengaku, bertumpah darah satu tanah air Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku, berbangsa satu bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku, menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia
Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat pada tahun 1942, sedangkan Jepang menyerah kepada sekutu tanpoa syarat pada tahun 1942 setelah dibom atomnya dua kota besar di Jepang, yaitu Hisroshima dan Nagasaki.
Terjadi perbedaan pendapat antara pejuang golongan muda dengan pejuang golongan tua mengenai waktu pelaksnaan proklamasi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Pejuang golongan muda menginginkan secepatnya dilaksnakan proklamasi kemerdekaan, sedangkan pejuang golongan tua tidak ingin terburu-buru agar tidak terjadi pertumpahan darah lagi.
Perumusan naskah teks proklamasi kemerdekaan RI dilakukan di rumah kediaman laksamana Maeda Jl. Imam Bonjol No. 1 Jakarta.
Naskah asli teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno dan diketik oleh Sayuti Melik.
Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, Hari Jum’at Legi pada pukul 10.00 WIB oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Mohammad Hatta.