![]() |
![]() |
Reproduksi Ikan dan Katak
Reproduksi Pada Katak
Katak merupakan hewan yang unik dalam hal perkembangbiakannya. Katak dewasa hidup di darat, tetapi pada waktu akan berkembangbiak dia akan mencari perairan. Sehingga katak disebut juga dengan hewan yang dapat hidup di dua alam yaitu di daratan dan di perairan (amphibi). Proses reproduksi katak terjadi pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau menjelang hujan. Katak berkembangbiak dengan fertilisasi eksternal. Telur yang telah dibuahi akan bergerombol dipermukaan air. Setelah enam hari telur akan menetas menghasilkan berudu atau kecebong. Berudu hidup di dalam air dan bernafas dengan insang. Setelah mengalami metamorfosis selama 1- 3 bulan, ia akan berubah bentuk menjadi katak. Pada umur satu tahun katak telah menjadi dewasa.
1. Organ Reproduksi Katak Jantan
Katak jantan memiliki sepasang testis bentuknya oval, berwarna kekuningan, digantung oleh mesorsium, dan terletak di atas ginjal. Testis berfungsi menghasilkan sperma. Dari testis, sperma akan menuju ke saluran ginjal. Sperma akan dikeluarkan bersama urin melalui kloaka. Sperma yang di hasilkan disalurkan ke dalam vas deverens. Vas deverens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deverens sperma lalu bermuara ke kloaka. Pada katak terdapat organ yang disebut vestigial oviduct. Bagian ini mempunyai struktur yang mirip dengan oviduct pada katak betina, namun pada katak jantan organ ini tidak berfungsi dalam sistem reproduksi.
2. Organ Reproduksi Katak Betina
Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium. Ovarium berfungsi menghasilkan ovum. Ovum katak yang telah matang akan ditampung oleh suatu corong ((infundibulum). Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat kantung yang mengembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter dan bermuara pada kantong kloaka. Setiap ovum yang keluar dari dalam tubuh induk betina akan dilapisi selaput telur (membrane vitelin).
3. Tingkah Laku Katak Saat Bereproduksi
Proses reproduksi katak terjadi di luar tubuh induk betina (fertilisasi eksternal). Pada saat musim kawin, katak jantan menempelkan tubuhnya pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Posisi katak jantan memegang katak betina ini disebut ampleksus. Ketika posisi ampleksus, katak betina akan mengeluarkan ovum yang jumlahnya sangat banyak, bersamaan dengan itu katak jantan juga segera mengeluarkan spermanya. Ovum yang bertemu dengan sperma akan menghasilkan zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio. Embrio yang terbentuk akan dilindungi oleh cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Embrio kemudian akan berkembang menjadi berudu. Pertumbuhan dan perkembangan embrio katak menjadi katak dewasa dikenal dengan proses metamorphosis.
4. Metamorfosis Katak
Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh hewan selama tumbuh dan berkembang dari kecil hingga menjadi besar. Pada awalnya katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan dibuahi oleh sperma dari katak jantan. Telur-telur yang telah dibuahi akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menjadi berudu, berudu ini hidup di air. Setelah 2 hari, berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernafas. Setelah berumur 3 minggu, insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar dan kaki depan mulai muncul. Pada saat umur 12 minggu, kaki depannya mulai terbentuk, insang tidak berfungsi lagi dan ekornya menjadi pendek serta bernafas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa dan kembali berkembang biak.