Pendahuluan

Kuis

Referensi

 

Uraian

 

Pada kegiatan sebelumnya, kamu telah mengikuti kuis interaktif mengenai bercerita dengan urutan yang baik. Selanjutnya  pada Kegiatan Belajar 1 ini, kamu akan mempelajarinya lebih jauh, yaitu  hal-hal yang berhubungan dengan bercerita, yaitu memahami pengertian bercerita dan  menentukan pokok-pokok cerita berdasarkan tokoh penting, waktu dan tempat kejadian cerita, dan urutan peristiwa dalam cerita.

Tentu saja kamu pernah bercerita kepada teman atau orang tuamu, bukan? Banyak hal yang dapat kamu ceritakan kepada mereka, misalnya, tentang kegiatan, hobimu, prestasimu, hal-hal yang pernah kamu lihat, atau yang pernah kamu alami. Saat kamu bercerita, itu artinya kamu sedang menyampaikan informasi atau sekadar menghiburnya.

Bercerita menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah menuturkan cerita. Bercerita merupakan kegiatan menceritakan atau menuturkan cerita secara lisan, baik berdasarkan teks cerita atau tidak. Bercerita berbeda dengan  membacakan cerita. Jika membacakan cerita, seorang pembaca cerita  terpaku pada teks. Apa yang diucapkannya  harus sesuai dengan apa yang tertulis pada teks cerita. Biasanya, pembaca cerita tidak perlu menyusun bahasa/kata-kata sendiri karena bahasa yang digunakan adalah bahasa teks.

Bercerita berbeda dengan membacakan cerita. Dalam bercerita, seorang pencerita atau pendongeng tidak perlu menghafal kata per kata  yang terdapat dalam cerita atau biasa disebut dengan hafal cerita di luar kepala. Yang dimaksud hafal di sini  bukan hafal per kata atau kalimat dalam cerita tersebut, melainkan hafal seluruh rangkaian cerita, tokoh cerita, dan unsur-unsur cerita. Dengan demikian, cerita yang disajikan oleh pencerita  sama sekali lepas dari teks.

Kamu pun dapat bercerita kepada siapa pun yang kamu inginkan. Seperti halnya gurumu yang bercerita di depan kelas memiliki beberapa manfaat, di antaranya dapat menciptakan  suasana senang di kelas,  dapat mengembangkan kemampuan  berbahasa dan menambah perbendaharaan kata siswa, dan melatih daya pikir dan konsentrasi siswa. Namun sebelum kamu berlatih bercerita, kamu dapat menentukan pokok-pokok cerita. Pokok-pokok cerita dapat ditentukan  berdasarkan:

  1. Tokoh penting

    Yang dimaksud dengan tokoh penting adalah tokoh yang kemunculannya sangat penting dalam sebuah cerita, seperti tokoh utama/sentral. Tokoh utama dalam sebuah cerita ditandai dengan kemunculannya yang sering dalam sebuah cerita.

  2. Waktu dan tempat kejadian

    Waktu dan tempat kejadian termaksud dalam pokok-pokok cerita. Waktu kejadian ditunjukkan dengan kapan peristiwa itu terjadi dalam cerita, sedangkan tempat kejadian ditunjukkan dengan di mana peristiwa itu terjadi dalam cerita.

  3. Urutan peristiwa penting secara klimaks dan antiklimaks atau alur mundur

    Urutan peristiwa penting  dalam cerita merupakan alur cerita, baik secara klimaks atau alur maju, maupun  antiklimaks atau alur mundur.

 

Bacalah teks cerita berikut ini dengan saksama.

 

Timun Emas

 

Di suatu desa hiduplah seorang janda tua yang bernama Mbok Sarni. Tiap hari Mbok Sarni menghabiskan waktunya sendirian  karena dia tidak memiliki seorang anak. Sebenarnya dia ingin sekali mempunyai anak agar bisa membantunya bekerja. Oleh karena itu, setiap hari dia selalu berdoa agar Tuhan YME mengabulkan permohonannya agar ia memiliki seorang anak.

Pada suatu sore pergilah Mbok Sarni ke hutan untuk mencari kayu. Di tengah perjalanan Mbok Sarni bertemu dengan raksasa yang sangat besar. “Hei, mau ke mana kamu?” tanya si Raksasa. “Aku hanya mau mengumpulkan kayu bakar.  Jadi,  izinkanlah aku lewat,” jawab Mbok Sarni. “Hahahaha.... kamu boleh lewat setelah kamu memberiku seorang anak manusia untuk aku santap,” kata si Raksasa. Mbok Sarni pun menjawab, “Tetapi aku tidak mempunyai anak.”

Setelah Mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak memiliki seorang anak dan ingin sekali memiliki anak,  si Raksasa pun memberinya biji mentimun. Raksasa itu berkata, “Wahai wanita tua, ini aku berikan kamu biji mentimun. Tanamlah biji ini di halaman rumahmu.  Setelah dua minggu kamu akan mendapatkan seorang anak. Akan tetapi, ingatlah. Serahkan anak itu padaku setelah usianya enam tahun.”

Setelah dua minggu, mentimun itu nampak berbuah sangat lebat dan ada salah satu mentimun yang berwarna keemasan dan cukup besar. Lalu, Mbok Sarni mengambilnya. Setelah dibelah, ternyata isinya adalah seorang bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu kemudian diberi nama Timun Emas.

 

Semakin hari Timun Emas semakin tumbuh besar. Mbok Sarni sangat gembira  karena rumahnya tidak sepi lagi. Semua pekerjaannya bisa selesai dengan cepat karena bantuan Timun Emas.

 

Akhirnya, pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk menagih janji. Mbok Sarni sangat ketakutan dan tidak mau kehilangan Timun Emas. Lalu, Mbok Sarni berkata, “Wahai raksasa, datanglah ke sini dua tahun lagi. Semakin dewasa anak ini, semakin enak untuk disantap.”  Si Raksasa pun setuju dan meninggalkan rumah Mbok Sarni.

 

Waktu dua tahun bukanlah waktu yang lama. Setiap  hari Mbok Sarni mencari cara supaya anaknya tidak dibawa si Raksasa. Hati Mbok Sarni  cemas sekali. Akhirnya,  pada suatu malam Mbok Sarni bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia diberitahu agar Timun Emas menemui Petapa di gunung.

 

Pagi harinya Mbok Sarni meminta Timun Emas untuk segera menemui petapa itu. Setelah bertemu dengan Petapa, Timun Emas  menceritakan maksud kedatangannya. Sang Petapa pun memberinya empat buah bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. “Lemparkan satu per satu bungkusan ini saat kamu dikejar oleh raksasa itu,” perintah Petapa. Lalu,  Timun Emas pulang ke rumah dan langsung menyimpan bungkusan dari sang petapa itu.

Keesokan paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. “Wahai wanita tua, mana anak itu? Aku sudah tidak tahan untuk menyantapnya,”  teriak si Raksasa. Lalu,  Mbok Sarni menjawab,“Janganlah kau ambil anakku ini wahai raksasa  karena aku sangat sayang kepadanya. Lebih baik aku saja yang kamu santap,” tawar Mbok Sarni. Namun,  Raksasa tidak mau menerima tawaran dari Mbok Sarni itu hingga marah besar. “Mana anak itu? Mana timun emas?”  teriak si raksasa.

Karena tidak tega melihat Mbok Sarni menangis terus,  Timun Emas keluar dari tempat persembunyiannya. “Aku di sini raksasa, tangkaplah aku jika kau bisa!” teriak Timun Emas.

Raksasa pun mengejarnya. Tanpa membuang kesempatan, Timun Emas mulai melemparkan bungkusan pertama yang berisi  biji mentimun. Sungguh ajaib. Hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasa pun menjadi terhambat karena batang timun tersebut terus melilit tubuhnya. Akan tetapi, si raksasa berhasil melepaskan diri dan mulai mengejar Timun Emas lagi. Lalu, Timun Emas menaburkan kantong kedua yang berisi jarum. Dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah karena tertancap bambu tersebut si raksasa terus mengejar.

Timun Emas pun membuka bungkusan ketiga yang berisi garam. Seketika itu hutan pun menjadi lautan luas. Namun, lautan itu dengan mudah dapat dilalui si raksasa. Jalan yang terakhir,  Timun Emas akhirnya membuka bungkusan terakhir yang berisi terasi dan mulai  menaburkannya. Seketika itu juga terbentuklah lautan lumpur yang mendidih dan si raksasa tercebur di dalamnya. Akhirnya,  raksasa pun mati.

Timun Emas mengucap syukur kepada Tuhan YME karena sudah diselamatkan dari raksasa yang kejam. Akhirnya, Timun Emas dan Mbok Sarni hidup bahagia dan damai.

 

 

Pokok-pokok cerita Timun Emas di atas sebagai berikut.

  1. Tokoh penting dalam cerita Timun Emas ini adalah Timun Emas, Mbok Sarni, dan Raksasa.

  2. Waktu kejadian cerita  ini adalah saat Mbok Sarni ingin memiliki anak hingga Timun Emas dan Mbok Sarni hidup bahagia. Tempat kejadian cerita ini adalah di sebuah desa.

  3. Urutan peristiwa penting:

  1. Mbok Sarni ingin sekali mempunyai anak agar bisa membantunya bekerja. Oleh karena itu, setiap hari dia selalu berdoa agar Tuhan YME mengabulkan permohonannya agar ia memiliki seorang anak.

  2. Setelah Mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak memiliki seorang anak dan ingin sekali memiliki anak,  si Raksasa pun memberinya biji mentimun. Raksasa itu berkata, “Wahai wanita tua, ini aku berikan kamu biji mentimun. Tanamlah biji ini di halaman rumahmu.  Setelah dua minggu kamu akan mendapatkan seorang anak. Akan tetapi, ingatlah. Serahkan anak itu padaku setelah usianya enam tahun.”

  3. Setelah dua minggu, mentimun itu nampak berbuah sangat lebat dan ada salah satu mentimun yang berwarna keemasan cukup besar. Lalu, Mbok Sarni mengambilnya. Setelah dibelah, ternyata isinya adalah seorang bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu kemudian diberi nama Timun Emas.

  4. Semakin hari Timun Emas semakin tumbuh besar. Mbok Sarni sangat gembira  karena rumahnya tidak sepi lagi. Semua pekerjaannya bisa selesai dengan cepat karena bantuan Timun Emas.

  5. Akhirnya, pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk menagih janji. Mbok Sarni sangat ketakutan dan tidak mau kehilangan Timun Emas. Lalu, Mbok Sarni berkata, “Wahai raksasa, datanglah ke sini dua tahun lagi. Semakin dewasa anak ini, semakin enak untuk disantap.”  Si Raksasa pun setuju dan meninggalkan rumah Mbok Sarni.

  6. Waktu dua tahun bukanlah waktu yang lama. Setiap  hari Mbok Sarni mencari cara supaya anaknya tidak dibawa si Raksasa. Hati Mbok Sarni  cemas sekali. Akhirnya,  pada suatu malam Mbok Sarni bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia diberitahu agar Timun Emas menemui Petapa di gunung.

  7. Keesokan paginya Mbok Sarni meminta Timun Emas untuk segera menemui petapa itu. Setelah bertemu dengan Petapa, Timun Emas  menceritakan maksud kedatangannya. Sang Petapa pun memberinya empat buah bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. “Lemparkan satu per satu bungkusan ini saat kamu dikejar oleh raksasa itu,” perintah Petapa.

  8. Timun Emas mulai melemparkan bungkusan pertama yang berisi biji mentimun. Sungguh ajaib. Hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya.

  9. Timun Emas akhirnya membuka bungkusan terakhir yang berisi terasi dan mulai menaburkannya. Seketika itu juga terbentuklah lautan lumpur yang mendidih dan si raksasa tercebur di dalamnya. Akhirnya,  raksasa pun mati.